Monday, July 27, 2015

Filsafat Ilmu: Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan


Filsafat Ilmu
Ilmu Pengetahuan dan Pengetahuan

Ilmu pengetahuan memiliki perbedaan dengan pengetahuan. Banyak yang belum tahu dan sadar akan perbedaan ini. Ilmu pengetahuan dan pengetahuan memang terdengar mirip tetapi ada hal mendasar yang membedakannya. Apa saja yang mebedakan Ilmu pengetahuan dengan pengetahuan?  Untuk menjawab pertanyaan ini lebih baik, pertama harus mengetahui apa itu ilmu pengetahuan (ilmu) dan apa itu pengetahuan.
Ilmu adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang pengetahuan itu. Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengertikan kepingan pengetahuan satu putusan sendiri, bebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mencakub ke objek (atau dalam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis.
Ilmu hanya sebagian kecil dari pengetahuan yang luas. Ilmu adalah proses sistematis, bermetode, objektif, mengkaji kebenaran dari pengetahuan. Di bab selanjutnya akan dijelaskan lebih jelas tentang apa itu ilmu, sifat-sifat serta anatomi atau komponen ilmu.

A.    Ilmu
  Ilmu pengetahuan (sience) memiliki perbedaan dengan pengetahuan. Banyak yang belum tahu dan sadar akan perbedaan ini. Ilmu pengetahuan dan pengetahuan memang terdengar mirip tetapi ada hal mendasar yang membedakannya.
Ilmu berasal dari kata ”alima(bahasa arab) yang berarti tahu, jadi ilmu maupun science secara etimologis berarti pengetahuan. Science berasal dari kata scio, scire(bahasa latin yang artinnya tahu). Secara terminologis ilmu dan science punya pengertian yang sama yaitu pengetahuan. Mohamad hatta menuliskan : tiap-tiap ilmu adalah pengetahuan yang teratur tentang pekerjaan hukum kausal dalam satu golongan masalah yang sama tabit maupun kedudukannya tampak dari luar. Maupun menurut bangunannya dari dalam.
Prof. Drs Harsojo, Guru besar antropologi di universitas Pajajaran menerangkan bahwa ilmu adalah akumulasi pengetahuan yang sistematis, suatu pendekatan atau metode pendekatan terhadap seluruh dunia empiris yaitu dunia yang terikat oleh faktor ruang dan waktu, dunia yang pada prinsipnya dapat diamati, oleh panca indra. Suatu cara menganalisa yang mengizinkan kepada ahli-ahlinya untuk menyatakan suatu proporsi bentuk.
Ilmu adalah hal-hal yang diketahui (keseluruhan dari kebenaran-kebenaran) yang terkait antara satu dengan yang lainnya secara sistematis. Ilmu menurut Ralp Ross ”science empirical , rational, general and cumulative and is all four once ( ilmu itu empiris , rasional, umum dan bertimbun bersusun dan semuanya serentak).
Dalam Kamur Besar Bahasa Indonesia, Ilmu adalah pengetahuan tentang suaru bidang yang disusun seara bersistem menurut metode-metode tertentu yang dapat digunakan untuk menerangkan gejala-gejala tertentu dibidang (pengetahuan) itu.
Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis, dapat diukur, dan dibuktikan. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi.
Dari demikian banyak perngertian Ilmu diatas, bisa kira tarik kesimpulan bahwa Ilmu adalah pengetahuan yang sistematis, memiliki metode, dapat diukur dan juga dapat dipertanggung jawabkan.

B.     Pengetahuan
       Secara etimologi pengetahuan berasal dari bahasa Inggris knowledge. Dalam Encyclopedia of phylosofi dijelaskan bahwa pengetahuan adalah kepercayaan yang benar (knowledge is justified true belief).
        Sedangkan secara terminologi, menurut Gazalba (dalam Bachtiar :85) pengetahuan adalah apa yang diketahui atau hasil pekerjaan tahu. Pekerjaan tahu tersebut adalah hasil dari kenal, sadar, insaf, mengerti, dan pandai. Pengetahuan itu adalah semua milik arau isi pikiran. Dengan demikian, pengetahuan adalah hasil dari proses usaha manusia untuk tahu.
       Pengetahuan adalah segala sesuatu yang datang sebagai hasil dari aktifitas panca indra untuk mengetahui, yaitu terungkapnya suatu kenyataan dalam jiwa sehingga tidak ada keraguan terhadanya. Sedangkan, ilmu menghendaki lebih jauh, luas dan dalam dari pengetahuan. Berpikir pada dasarnya merupakan proses yang membuahkan pengetahuan. Proses ini merupakan serangkaian gerak pemikiran dalam mengikuti jalan pemikiran tertentu yang akhirnya sampai pada sebuah kesimpulan yang berupa pengetahuan. Gerak pemikiran ini dalam kegiatannya mempergunakan lambang yang merupakan abstraksi dari obyek yang sedang kita pikirkan. Salah satu lambangnya yaitu dengan bahasa, maksudnya dengan bahasa obyek-obyek kehidupan yang konkret dapat dinyatakan dengan kata-kata.
        Menurut Notoatmodjo (2007), pengetahuan adalah merupakan hasil dari tahu dan ini setelah orang melakukan penginderaan terhadap obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia, yakni indera penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagaian besar pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telingan. Saham (2000: 6) mengemukakan bahwa dalam kehidupan manusia, pengetahuan terdiri atas :
  1. Pertama, Common sense atau pengetahuan biasa. Pengetahuan ini biasanya terjadi pada hal hal umum yang orang banyak mengakui kebenarannya. Common sense diperoleh dari pengalaman sehari-hari, seperti air bisa digunakan untuk menghilangkan haus, menyiram tanaman, dan lain lain.
  2. Kedua, Ilmu atau science. Dalam pengertian yang sempit science diartikan untuk menunjukkan ilmu pengetahuan alam, yang sifatnya kuantitatif dan objektif. Ilmu merupakan suatu metode berfikir secara objektif, tujuannya untuk menggambarkan dan memberikan makna terhadap dunia faktual. Pengetahuan yang diperoleh dengan ilmu adalah melalui observasi, eksperimen, dan klasifikasi. Analisi ilmu itu objektif dan mengenyampingkan unsur pribadi, pemikiran logika diutamakan, netral, dalam arti tidak dipengaruhi oleh sesuatu yang bersifat kedirian (subjektif), karena dimulai dengan fakta.
  3. Ketiga, pengetahuan filsafat, yakni pengetahuan yang diperoleh dari pemikiran yang bersifat kontemplatif dan spekulatif. Filsafat biasanya memberikan pengetahuan yang reflektif dan kritis, sehingga ilmu yang tadinya kaku dan cenderung tertutup menjadi longgar kembali.
  4. Keempat, pengetahuan agama, yakni pengetahuan yang hanya diperoleh dari Allah lewat para utusan-Nya.


Persamaan Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan
Keduanya mencari rumusan yang sebaik-baiknya menyelidiki objek selengkap-lengkapnya
Keduanya memberikan pengertian mengenai hubungan yang ada antara kejadian-kejadian yang kita alami dan mencoba menunjukan sebab-sebabnya
Keduanya hendak memberikan sintesis, yaitu suatu pandangan yang bergandengan
Keduanya mempunyai metode dan sistem
Keduanya hendak memberikan penjelasan tentang kenyataan seluruhnya timbul dari hasrat manusia (objektivitas) akan pengetahuan yang lebih mendasar




Perbedaan Pengetahuan, dan Ilmu Pengetahuan
Pengetahuan
Ilmu Pengetahuan
Yang dipelajari terbatas karena hanya sekedar kemampuan yang ada dalam diri kita untuk mengetahui sesuatu hal.
Cenderung kepada hal yang dipelajari dari sebuah buku panduan.
Objek penelitian yang terbatas
Ilmu pengetahuan adalah kajian tentang dunia material.
Tidak menilai objek dari suatu sistem nilai tertentu.
Ilmu pengetahuan adalah definisi eksperimental.
Bertugas memberikan jawaban
Ilmu Pengetahuan dapat sampai pada kebenaran melalui kesimpulan logis dari pengamatan empiris

Dari pembahasan diatas mengenai ilmu dan pengetahuan dapat kita lihat terdapat hubungan dalam kedua hal tersebut. Ilmu atau science adalah tindak lanjut dari pengetahuan, melalui proses eksperimen sampai tahap tahap tertentu.

SIFAT-SIFAT DAN ASUMSI DASAR ILMU
a.      Ilmu bertujuan menjelaskan segala yang ada dialam
}  Ciri umum dari kebenaran ilmu pengetahuan yang bersifat Rasional,Empiris dan sementara. Rasional artinya kebenaran itu ukuranya akal,sesuatu dianggap benar menurut ilmu apa bila masuk akal. Contoh, bangunan mesjid  dipulau penyengat dibangun berdasarkan teknik-teknik arsitektur yang indah ini bisa diterima akal, tapi tidak bisa diterima oleh ilmu apabila dibuat dengan kekuatan ghaib.
Ada tiga sifat dasar yang melekat pada ilmu. Soetriono dan SRDm Rita Hanafie (2007: 140)
  1. Ilmu menjelajah dunia empirik tanpa batas sejauh dapat ditangkap oleh panca indera (dan indera yang lain),
  2. Tingkat kebenarannya relatif dan tidak sampai kepada tingkat kebenaran yang mutlak,
  3. Ilmu menemukan proposisi-proposisi (hubungan sebab akibat) yang teruji secara empirik.
b.      Asumsi Dasar Ilmu
Ilmu sendiri pada dasarnya memiliki dasar asumsi yang tak boleh diganggu gugat agar ilmu bisa tetap berdiri.
Indera bisa dipercaya. Ini adalah asumsi pertama yang di ajukan. Seorang ilmuan sama sekali tidak bisa bekerja begitu dia tidak mempercayai inderanya. Dalam bidang filsafat, yang mana dahulunya sering menyatu dengan ilmu, indra boleh jadi tidak dipercayai. Sayangnya pendapat ini akan berakibat fatal bagi ilmu, karena jika hal ini tidak dipercayai maka segala penelitian pecuma saja, karena toh Indra kita tidak dipercaya.
Dapat dikemukakan tiga asumsi dasar ilmu
Dunia ini ada
Fenomena yang ditangkap oleh indera manusia berhubungan satu sama lain
Percaya akan kemampuan indera yang menangkap fenomena itu,
Ilmu adalah pengetahuan yang sistematik.
Pentinganya asumsi terhadap ilmu
Sifat benda tidak akan berubah dalam jangka waktu tertentu. Asumsi ini penting karena kita membutuhkan dasar bahwa benda-benda memiliki ketetapan.  Benda-benda seharusnya memiliki sifat yang sama dalam jangka waktu tertentu, dan tidak berubah tiba-tiba tanpa alasan apapun. Baik sifat  objek secara individu (karena mempengaruhi penelitian) juga sifat-sifat benda-benda pada umumnya. Jika tidak mengasumsikan ketetapan sifat dari benda-benda secara umum maka tidak mungkin ada peramalan.


Anatomi/Komponen Ilmu

    Ilmu adalah pengetahuan-pengetahuan yang telah memiliki tolak ukur tersendiri. Hasnah (2011:65) mengemukan bahwa Ilmu adalah sebagian pengetahuan yang mempunyai ciri-ciri, tanda, syarat tertentu, yaitu sestematik, rasional, empiris, universal, objektif, dapat diukur, terbuka, dan kumulatif
Secara terminologi, ilmu mempunyai ciri-ciri utama (Kartanegara:2003), Yaitu:
a.              Ilmu adalah sebagian pengetahuan bersifat koheren, empiris, sistematis dapat diukur dan dibuktika. Berbeda dengan iman, yaitu pengetahuan yang didasarkan atas keyakinan kepada yang gaib dan penghayatan serta pengalaman pribadi
b.             Berbeda dengan pengetahuan, ilmu tidak pernah mengertikan kepingan pengetahuan satu putusan sendiri, bebaliknya ilmu menandakan seluruh kesatuan ide yang mencakub ke objek (atau dalam objek) yang sama dan saling berkaitan secara logis.
c.              Ilmu tidak memerlukan kepastian lengkap berkenaan dengan masing-masing penalaran perseorangan, sebab ilmu dapat memuat di dalam dirinya sendiri, hipotesis-hipotesis dan teori-teori  yang belum sepenuhnya dimantapkan.
d.             Di pihak lain, yang seringkali berkaitan dengan konsep ilmu (pengetahuan ilmiah) adalah ide bahwa metode-metode yamg berhasil dan hasil-hasil yang terbukti pada dasarnya harus terbuka kepada semua pencarian ilmu.
e.             Ciri hakiki lainya dari ilmu adalah metodologi, sebab kaitan logis yang dicari ilmu tidak dicapai dengan penggabungan tidak teratur dan tidak terarah dari banyak pengamatan dan ide yang terpisah-pisah.
f.              Kesatuan setiap ilmu bersumber dalam kesatuan objeknya.
     Ilmu baru bisa dianggap jika memiliki komponen atau bagian-bagian di dalamnya. Maka komponen atau bagian-bagiannya tersebutlah yang menjadi syarat utama untuk mengakui bahwa hal tersebut baru bisa dikatakan ilmu.
Menurut Bahm, ilmu pengetahuan setidaknya melibatkan enam  komponen penting: 1) masalah (problems);  2) sikap (attitude);  3) metode (method);  4) aktivitas (activity);  5) kesimpulan (conclusion); 6) pengaruh (effects).

a.      Masalah (Problems)
         Menurut Bahm, suatu masalah bisa dianggap ilmiah, sedikitnya memiliki tiga ciri: 1) terkait dengan komunikasi; 2) sikap ilmiah dan 3) metode ilmiah. Tidak ada masalah yang disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa dikomunikasikan kepada orang lain. Jika belum atau tidak dapat dikomunikasikan kepada orang lain atau masyarakat maka belum dianggap ilmiah. Tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali masalah tersebut bisa dihadapkan  pada sikap ilmiah. Demikian pula tidak ada masalah yang pantas disebut ilmiah kecuali harus terkait dengan metode ilmiah.

b.      Sikap (attitude)
Sikap ilmiah (scientific attitude) menurut Bahm setidaknya harus memiliki enam ciri pokok, yaitu: 1) keingintahuan (curiosity); 2) spikulasi (speculativeness); 3) kemauan untuk berlaku objektif (willingness to be objective); 4) terbuka (open-maindedness); 5) kemauan untuk menangguhkan penilaian (willingness to suspend judgment) dan 6) bersifat sementara (tentativity).
a.         Keingintahuan (curiosity). Keingintahuan harus dimiliki oleh seorang ilmuwan, seperti keinginan untuk menyelidiki, investigasi, eksplorasi, dan eksperimentasi.
b.         Spikulasi (spiculativeness). Hal ini penting dalam rangka menguji hipotesis. Spikulasi juga merupakan ciri penting dalam sikap ilmiah.
c.          Kesadaran untuk berlaku objektif (willingness to be objective). Sikap ini  penting, sebab objektivitas merupakan  ciri ilmiah. Sikap demikian harus dimiliki oleh seorang ilmuwan. Menurut Bahm sikap objektif harus memenuhi syarat-sayarat sebagai berikut:
a)      Memiliki sifat rasa ingin tahu terhadap apa yang diselidiki untuk memperoleh pemahaman sebaik mungkin;
b)      Melangkah dengan berdasarkan pada pengalaman dan alasan, artinya, pengalaman dan alasan saling mendukung, karena alasan yang logis dituntut oleh pengalaman;
c)      Dapat menerima data sebagaimana adanya (tidak ditambah dan dikurangi). Hal ini terkait dengan sikap objkektif seorang ilmuwan;
d)     Bisa menerima perubahan (fleksibel, terbuka), artinya jika objeknya berubah, maka seorang ilmuwan mau menerima perubahan tersebut;
e)      Berani menanggung resiko kekeliruan. Oleh sebab itu trial and error merupakan karakteristik dari seorang ilmuwan.
f)       Tidak mengenal putus asa, artinya gigih dalam mencari objek atau masalah, hingga mencapai pemahaman secara maksimal.
d.        Terbuka (open mindedness), artinya selalu bersedia menerima kritik dan saran ilmuwan lain secara lapang dada.
e.         Menangguhkan keputusan/penilaian (willingness to suspend judgment), artinya bersedia menangguhkan keputusan sampai semua bukti penting terkumpul.
f.         Bersifat sementara, artinya harus menerima bahwa kesimpulan ilmiah bersifat sementara.

c.       Metode (Method)
           Menurut Bahm, bahwa esensi dari sebuah pengetahuan adalah metode. Setiap pengetahuan memiliki metodenya sendiri sesuai dengan permasalahannya. Meski diantara para ilmuwan terjadi perbedaan tentang metode ilmiah, tetapi mereka sepakat bahwa masalah tanpa observasi tidak akan menjadi ilmiah, sebaliknya observasi tanpa masalah juga tidak akan menjadi ilmiah. Menurutnya, bahwa ilmu pengetahuan adalah aktivitas menyelesaikan masalah dan melihat metode ilmiah sebagai sesuatu yang memiliki karakteristik yang esensial bagi penyelesaian masalah. Ada lima langkah esensial dan ideal –menurut Bahm– dalam menerapkan metode ilmiah yang harus dipahami oleh seorang peneliti (ilmuwan), yaitu 1) memahami masalah; 2) menguji masalah; 3) menyiapkan solusi; 4) menguji hipotesis  dan 5) memecahkan masalah.
d.    Aktivitas (Activity)
         Aktivitas dimaksud adalah penelitian ilmiah, yang memiliki dua aspek: individual dan sosial. Aktivitas penelitian ilmiah meliputi:  1) observasi; 2) membuat hiopotesis, 3) menguji observasi dan hipotesis dengan cermat dan terkontrol.
e.       Kesimpulan (Conclusion)
         Kesimpulan merupakan penilaian akhir dari suatu sikap, metode dan aktivitas.  Kesimpulan ilmiah tidak pasti, tetapi bersifat sementara dan tidak dogmatis. Bahkan  jika kesimpulan dianggap dogmatis, maka akan mengurangi sifat dasar dari ilmu pengetahuan tersebut. Pada dasarnya ilmu pengetahuan itu bersifat tidak stabil, setiap generasi berhak untuk menginterpretasikan kembali tradisi ilmu pengetahuan itu.
f.       Pengaruh (Effects)
         Ilmu pengetahuan memiliki dua pengaruh, yaitu: 1) pengaruh terhadap teknologi dan industri; 2) pengaruh pada peradaban manusia. Industrialisasi yang berkembang dengan pesat merupakan produk dari ilmu pengetahuan yang mempunyai dampak besar terhadap perkembangan ilmu, sehingga nampak seperti yang terjadi dalam perubahan sifat ilmu itu sendiri. Proses industrialisasi tidak akan dapat diputarulang yang akhirnya ilmu pengetahuan itu sendiri mengalami proses terindustrialisasi. Ilmu pengetahuan yang terindustrialisasi ini menjadi bagian utama dari penggerak ilmu pengetahuan dan  menjadi sebuah sumber bidang penelitian yang memiliki prestise tinggi.
       Ilmu pengetahuan (dengan produk teknologinya), juga memiliki dampak negatif, misalnya dipergunakannya senjata nuklir sebagai alat pemusnah massal di Hiroshima pada perang Dunia II (termasuk pengeboman Iraq oleh Amerika dan Sekutunya sekarang ini). Berbagai reaksi timbul dari dampak negatif ini. Maka lahirlah perkumpulan-perkumpulan ilmuwan yang peduli terhadap masalah dampak negatif teknologi, seperti Federasi ilmuwan Atom, Badan Penelitian Teknologi US, Masyarakat Internasional untuk Penelitian Teknologi, Kongres Internasional.
       Menurut Bahm, bahwa seseorang yang memiliki perhatian pada permasalahan ilmiah bisa disebut sebagai ilmuwan, kerena sikap ilmiah merupakan bagian dari seorang ilmuwan. Seseorang yang berhasil mengungkap permasalahan dengan menggunakan metode  tertentu –meski tidak paham banyak mengenai  sifat ilmu—  bisa disebut sebagai ilmuwan. Demikian pula seseorang yang mengamati kesimpulan dari seorang ilmuwan dan memiliki concern dalam mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan juga bisa dikatakan telah memiliki aspek ilmiah dalam dirinya.




DAFTAR PUSTAKA


Hasnah Fauzih (2011),  Filsafat Ilmu. Pekanbaru. Cendikia Insani
Sifat sifat ilmu pengetahuan http:/id.shoong.com

Soetriono dan SRDm Rita Hanafie (2007: 140) sifat-sifat ilmu

Tuesday, September 23, 2014

Status Buku

Bukti pembayaran.
Pembayaran diterima.


Buku dikirim.


Monday, September 22, 2014

Cara Belanja Buku Online

Contoh proses pembelian buku di belbuk.com

          Yang perlu anda ingat adalah anda harus memiliki akun di situs belbuk. Caranya sangat mudah, anda hanya perlu registrasi.

Setelah anda registrasi atau login. Anda tinggal memilih buku yang diinginkan. Ada banyak kategori buku di belbuk. Tidak hanya buku, belbuk juga menjual majalah cd dan dvd. 



Saat anda sudah menemukan buku yg akan dipilih. Klik pada buku tersebut.

          Selanjutnya anda akan melihat keterangan buku, bahkan banyak buku yang sudah ada sinopsis dan daftar isi. Jadi anda bisa menilai isi dari keterangan yang diberikan. Ada juga ulasan dari yang sudah membeli buku tersebut. Setelah anda yakin benar, klik tombol Masukkan ke Troli Belanja.



             Dihalaman ini anda akan harga buku dan potongan harga (jika discont). Klik Transaksikan jika anda cukup beli 1 buku, atau klik Berbelanja lagi untuk kembali berbelanja.


 Isi form alamat anda, isilah form ini dengan sebaik baiknya. Klik Lanjut.

 Pilih jasa kurir. Klik Lanjut.

 Nah, ada bebarapa pilihan metode pembayaran. Beberapa bank lokal dan juga layanan PayPal. Pilih sesuai yang anda mau lalu klik Lanjut.

 Total keseluruhan belanja anda akan ditambah dengan jasa kurir. lalu klik selesaikan pemesanan.

Selanjutnya anda melakukan transfer sesuai nominal yang tertera dirincian pemesanan.

 Setelah melakukan transfer. Login kembali dan klik Konfirmasi Transfer.

Selesai. Silahkan tunggu pemberitahuan lebih lanjut dari belbuk.com.


Sunday, September 21, 2014

Blur




Biodata

Nama          : Rahmat Saleh
Alamat        : Jl Garuda Sakti
Gol Darah   : O
Agama        : Islam
Jurusan       : Manajemen Pendidikan
Pend S1      : Pendidikan Bahasa Inggris
email           : ramadsaleh@gmail.com
motto          : do the best


The Opening

بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَٰنِ الرَّحِيمِ
In the name of Allah,
    the All-beneficent, the All-merciful.

Selamat datang di blog saya. Ini adalah tulisan awal saya, insya Allah, isi blog ini akan bermanfaat.